Musim hujan merupakan musim yang rawan dengan penyebaran penyakit sperti diare, influenza, dan yang paling berbahaya tentunya demam berdarah. Demam berdarah termasuk kategori penyakit menular dengan media penularan nyamuk jenis Aedes Aegypti. Nyamuk yang telah menggigit hingga menyebabkan demam berdarah dapat pula menggigit orang lain hinggqa terjangkit penyakit serupa. Virus Dengue yang berkembang biak pada nyamuk Aedes Aegypti lah yang menyebabkan berjangkitnya wabah demam berdarah hingga dapat berakibat fatal, yakni menimbulkan korban jiwa.
Setelah berbagai riset dilakukan untuk mencegah wabah mematikan demam berdarah, sebuah laboratorium baru-baru ini memperkenalkan pencegahan demam berdarah dengan cara alami, yakni menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti yang terjangkit virus Dengue. Menurut Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, peneliti utama "Eliminate Dengue Project", caranya adalah dengan mengimunisasi nyamuk Aedes Aegyti dengan bakteri bernama Bulbakia. Nyamuk Aedes Aegypti yang telah diimunisasi bakteri Bulbakia lalu dilepas ke daerah-daerah yang potensial menjadi habitat nyamuk Aedes Aegypti yang masih mengandung virus Dengue. Secara alamiah, nyamuk yang telah diimun Bulbakia jika kawin dengan nyamuk yang masih mengandung virus Dengue. Bakteri Bulbakia yang telah diimunkan di nyamuk akan menekan perkembangan bakteri Dengue di anak nyamuk yang dihasilkan dari perkawinan tadi. Efek jangka lamanya adalah semakin tertekannya populasi nyamuk yang terjangkit Dengue berganti dengan nyamuk yang telah mengandung bakteri Bulbakia.
Nyamuk Aedes Aegypti yang diimunisasi Bulbakia sendiri tidak berbahaya jika menggigit manusia karena pada dasarnya bakteri Bulbakia tidak bisa hidup di tubuh mamalia termasuk manusia. Bulbakia hanya hidup di dalam tubuh serangga seperti nyamuk, sehingga manusia yang tergigit nyamuk Aedes Aegypti yang telah diimun Bulbakia tidak akan terjangkit demam berdarah.
Bakteri Bulbakia sendiri merupakan hasil riset Monash University, Australia selama hampir sepuluh tahun terakhir. Indonesia merupakan negara ketiga setelah Australia dan Vietnam yang menggunakan bakteri Bulbakia untuk menghambat penyebaran wabah demam berdarah. Di Indonesia sendiri cara ini merupakan cara yang benar-benar baru dan masih dalam tahap penelitian lebih lanjut sebelum disebarkan. Yogyakarta sendiri merupakan tempat pertama yang digunakan untuk ujicoba penggunaan bakteri Bulbakia yang diimunkan di nyamuk Aedes Aegypti. Beberap dusun di daerah Nogotirto, Gamping, Sleman meenjadi tempat ujicoba pertama kali dengan melepaskan dua ekor nyamuk di setiap titik yang dianggap tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang terjangkit dengue.
Rencananya, jika ujicoba ini berhasil, nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung bakteri Bulbakia ini akan disebar ke seluruh Indonesia sebagai cara untuk menekan wabah demam berdarah yang selama ini menjadi momok bagi masyarakat Indonesia.

Laporan Wahyu Juniawan
"untuk tugas akhir mata kuliah Jurnalisme Online"
Hasil wawancara langsung dengan Peneliti Eliminate Dengue Project Yogyakarta, Jl. Pandega Sakti No. 159, Manggung, Catur Tunggal, Depok, Sleman(0274-883054)Tanggal 24Januari 2014