Jumat, 18 Oktober 2013

Layakkah Anda Bangga dipanggil Haji?

By on 07.08

Haji merupakan ibadah yang hukumnya sunnah dalam rukun Islam. Artinya Haji dilakukan saat orang siap dan mampu. Siap dan mampu seperti apa?Orang-orang sekarang menganggap siap dan mampu dalam hal materi. Namun hakekatnya haji adalah wisuda. Rukun Islam yang merupakan dasar pondasi keimanan berjumlah 5. Lima mempunyai makna level kehidupan seorang manusia pada taraf yang lebih tinggi. Saat manusia memasuki level ke 5 berarti manusia telah bermetamorforsis menjadi manusia lebih sempurna dan memahami kebijaksaan dengan lebih tinggi dari level sebelumnya. Dalam level kehidupan, manusia memiliki level-level kehidupan yang bisa dicapai diantaranya 5, 7, 9, dan 12. Lalu apa hubungannya dengan haji? Rukun Islam memiliki step-step dan tiap step itu adalah tingkatan.Yang pertama seorang Muslim harus mengucapkan kalimat Syahadad yang berarti dia harus meyakini ada kekuatan dan kekuasaan Besar di atas sana. Lalu setelah meyakini, seorang manusia harus menyatukan diri dengan Sang Pencipta dengan melakukan ritual selanjutnya yakni Sholat. Tidak sekadar sholat dengan template melakukan gerakan dan bacaan2 yang sudah diajarkan, melainkan sholat yang menyatukan raga dan jiwa manusia kepada kekuasaan dan kearifan Tuhan. Setelah "berkomunikasi" langsung dengan Tuhan sang Pencipta, lalu manusia diperintahkan untuk berpuasa. Hakekat puasa adalah memahami tentang kefanaan. Dimana semua dikembalikan menjadi tidak ada dan materi hanyalah ilusi serta halangan untuk kita memahami Tuhan secara mendalam. Materilah yang membuat manusia egois, sombong, dan melupakan keberadaan Tuhan sang Maha Kaya. Materi adalah modal yang dipinjamkan Tuhan untuk kita mengarungi kehidupan. Maka dari materi itulah Tuhan menitipkan hak orang yang tidak mampu dan anak yatim untuk kita santuni agar mereka juga merasakan hal yang sama dengan yang kita rasakan. Memang terkesan sosialis, namun Islam mengajarkan kesetaraan, karena Tuhan selalu menciptakan dua sisi yang berbeda dalam alam semesta agar alam semesta menjadi kaya warna. Agar perbedaaan tidak menjadi masalah dan tidak menjadi beban, namun menjadi sebuah warna yang indah seperti pelangi. Setelah manusia menyatukan diri dengan kekuasaan dan kearifan Tuhan serta memahami konsep kefanaan melalui puasa, maka "Jiwa Tuhan" yang telah diraih dalam Syahadad dan Sholat serta puasa akan ditingkatkan levelnya saat orang berzakat. Saat orang telah memahami konsep kefanaan seperti uraian di atas, maka zakat adalah sebuah level dimana orang tidak akan berfikir lagi tentang duniawi. Sebagian hartanya akan di zakat kan karena pada dasarnya semua yang diberikan Tuhan di Alam semesta selalu mencukupi untuk hidup manusia. Hanya ambisi dan keserakahan yang membuat manusia selalu mencari lebih. Maka konsep zakat adalah hal yang harus dilakukan manusia untuk memahami Tuhan dan kehidupan. Setelah manusia memahami dan melaksanaan 4 rukun di atas, maka dipastikan manusia akan memahami hakekat dasar kehidupan di dunia. Seperti hal nya kita bersekolah, tingkat selanjutnya adalah wisuda..yakni Haji. Manusia-manusia dari seluruh dunia yang telah melakukan 4 konsep dasar kehidupan itu dikumpulkan menjadi satu di Makkah untuk menerima "title" sebagai pemimpin. Pemimpin bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya untuk menuntun manusia lainnya memahami dan melaksanakan 4 konsep dasar kehidupan yang sebelumnya dia lakukan sebelum diwisuda sehingga perlahan semua manusia di seluruh dunia akan menemukan siapa Tuhan, siapa Allah, siapa Yesus, siapa Budha, siapa Hyang Widhi, serta seribu nama2 Tuhan lainnya dan apa yang diajarkan mengenai kebijakan, kemanusiaan, kefanaan, dan kebahagiaan manusia saat telah menemukan Tuhan dalam hatinya. Yang terjadi sekarang adalah orang-orang berangkat haji ke Makkah tanpa tau apa itu haji yang dimaksudkan Rasulullah. Pemahaman yang ada, hanya yang mampu hanyalah berarti mampu dalam arti materi. Mampu lebih jauh dalam pemahaman orang-orang sekarang adalah sudah Syahaddad, sudah sholat, puasa, dan Zakat tanpa mengerti mengapa mereka harus menunaikan rukun Islam. Tanpa paham hakekat apa yang ada didalam setiap urutan rukun Islam. Mereka berhaji ketika disekitarnya masih banyak orang yang miskin dan kelaparan, banyak kejahatan dan kemerosotan moral, serta keserakahan dan penindasan yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah. Jadi berhaji sekarang bukanlah salah, namun apakah saudara-saudara kita yang berhaji di tanah suci itu nantinya ketika pulang ke tanah air menjadi pribadi yang benar-benar "haji" dan telah diwisuda menjadi pemimpin? Ketika masih banyak orang yang masih bangga dipanggil "haji" atau "hajjah", maka kita akan tau seberapa kualitas ibadahnya seberapa pemahamannya tentang rukun Islam sebagai pondasi kehidupan... Selamat Hari Raya Iedul Adha....Semoga keteladanan Nabi Ibrahim dan Rasulullah menjadi inspirasi bagi umat Islam sekarang untuk memahami rukun Islam dengan sebenar-benarnya.... Yogyakarta, 14 Oktober 2013